dika blog

dika blog
subhanallah

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 20 Maret 2010

MENGAJAR ANAK BERAKHLAK AL-QURAN

MENGAJAR ANAK BERAKHLAK AL-QURAN

Anak adalah ibarat oase di tengah-tengah gurun pasir yang kering dan tandus. Ia akan memberi kepuasan ketika dahaga, memberi keteduhan ketika panas, dan memberikan kebahagiaan ketika datang nestapa. Pada anaklah tergantung cita dan cinta orang tua. Dengan anaklah orang tua akan mengarungi bahtera kehidupan. Dan doa anaklah yan gakan memberi kesejukan dan kebahagiaan di alam baka. Semua itu akan menjadi sebuah keniscayaan apabila seorang anak mendapat pendidikan yang tepat, sehingga berguna bagi orang tua, lingkungan masyarakat dan negara.

Pendidikan anak merupakan hal terpenting yang harus diberikan orang tua kepada putra-putrinya. Anak merupakan miniatur masa depan sebuah bangsa. Oleh sebab itu tidak mengherankan bial semua orang tua berlomba memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sekolah atau lembaga pendidikan yang bermutu menjadi acuan dalam menentukan pilihan tujuan pendidikan anak-anak. Tidak kalah pentingnya adalah pendidikan akhlak, budi pekerti atau moral yang wajib diberikan kepada tiap anak. Sebab, walaupun seorang anak mempunyai kemampuan akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi apabila tidak dibarengi penananaman akhlak dan moral yang benar tentu tidak seimbang. Boleh jadi akan berakibat fatal bila dia sudah besar nanti.

Di tengah melubernya arus informasi yang mudah didapat, tentu kita harus membentengi anak-anak kita dengan pendidikan akhlak yang benar. Konsep teladan orang tua perlu dikedepankan, sebab pada usia-usia dini sikap meniru anak masih dominan. Peran orang tua dalam membentuk moral dan akhlak anak sangat sangat besar. Keteladanan kedua orang tua dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku menjadi contoh nyata bagi putra-putri mereka. Perhatian yang lebih dari orang tua terhadap gerak-gerik dan aktivitas mereka sangat diperlukan, apalagi saat ini tayangan televisi begitu bejibun dimana apabila tidak ada kontrol dari orang tua bisa berakibat kurang baik terhadap tumbuh kembang anak (baca: kejiwaan). Mulai dari tayangan film kartun, sinetron, acara hiburan, acara berbau mistik yang kesemuannya itu acapkali sarat dengan hal-hal yang kontra produktif terhadap pendidikan anak, bahkan berpotensi merusak attitude anak. Belum lagi pergaulan dan life style (gaya hidup) yang apabila diperhatikan benar-benar membuat kita mengelus dada.

Akhlak Al Qur’an

Al Qur’an adalah kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia. Janji Allah barang siapa yang dalam hidupnya berpedoman Al Qur’an maka ia dijamin tidak akan tersesat. Sebagai petunjuk Qur’an mengajarkan akhlak yang mulia. Cerita-cerita kaum terdahulu yang dipaparkan dalam Al Qur’an memberikan tamsil bagi kita semua tentang kesudahan bagi kita yang ingkar dan berakhlak buruk. Ajaran-ajaran yang ada di dalam Al Qur’an wajib ditanamkan kepada anak sejak dini. Kehadiran Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) selama ini cukup membantu dalam proses mentrasfer bagaimana memahami Al Qur’an termasuk di dalamnya memahami isi Al Qur’an yang sarat dengan petunjuk kebaikan dalam hal akhlak (moralitas). Tentu proses belajar ini dimulai dari proses belajar dan membaca Al Qur’an. Dan di buku ini proses dan rangkaian bagaimana cara mengajar anak memahami Al Qur’an dibahas tuntas.

Mengajarkan cara membaca dan menulis Al Qur’an kepada anak bukan berarti mengajarkan sesuatu yang tidak berguna. Ini perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita. Mengajarkan cara membaca dan menulis Al Qur’an sangat penting. Akan tetapi jauh lebih penting mengajarkan anak cara memahami Al Qur’an. Jadi prinsipnya adalah bukan tujuan yang kedua meniadakan yang pertama, tetapi yang pertama dilanjutkan dan diperkuat dengan yang kedua. Artinya, mengajarkan untuk memahami nilai-nilai Al Qur’an bukan berarti meniadakan pengajaran dalam cara membaca dan menulis Al Qur’an. Membaca dan menulis Al Qur’an hanyalah sebuah pengantar dan kita tidak boleh berhenti dalam "pengantar". Selama ini, kita mengajarkan anak agar bisa membaca dan menulis Al Qur’an ternyata kita hanya mengantarkannya saja pada "kawah candradimuka" tanpa kita memberi bekal sedikitpun kepada mereka bagaimana bisa berenang dalam kawah itu (hal 77- 78).

Upaya mengajar anak dengan Al Qur’an butuh langkah-langkah yang tepat. Dalam bagian lain buku ini dijelaskan langkah-langkah tersebut. Aspek keteladanan menjadi faktor penentu bagi keberhasilan proses mengajar anak. Mengajar anak, lebih mengajarkan al Qur’an pada anak tidak semata-mata seperti laiknya mengajar fisika atau matematika tanpa perlu ditanya, apakah yang mengajar itu mempunyai kesadaran diri atau tidak, mempunyai jiwa yang bersih atau tidak, mempunyai rohani yang dekat dengan Allah atau tidak. Mengajarkan pemahaman al Qur’an bahkan mengajar cara membaca dan menulis al Qur’an haruslah disertai dengan kesucian jiwa dan kebaikan akhlak. Mengajarkan al Qur’an berarti mengajarkan kebenaran, maka apa jadinya jika si pengajar kebenaran justru mempunyai akhlak dan jiwa yang tidak benar?

Mengajar nilai-nilai al Qur’an lewat pembelajaran tafsir al Qur’an kepada anak, mau tidak mau menuntur kita para orang tua untuk membali memperhatikan perkembangan moralitas, agama, dan spiritualitas anak. Hal ini mensyaratkan bahwa kita para orang tua, ustadz dan ustadzah juga siapa saja yang peduli terhadap perkembangan anak harus menempa diri juga dalam memperdalam khazanah pengetahuan kita terhadap isi dan kandungan al Qur’an. Dengan begitu, kita perlu "belajar sekaligus mengajar" (hlm 184)

Buku mengajar anak berakhlak al qur’an ini ditulis oleh Muhammad Muhaimin seorang pernulis yang concern terhadap dunia anak-anak. Tentu kehadiran buku ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua khususnya para orang tua, pendidik, ustadz-ustadzah, atau siapa saja yang concern terhadap dunia anak dan perkembangan akhlak serta kepribadian anak. Betapapun akhlak merupakan sesuatu yang penting. Kita tentu sepakat bahwa kejayaan dan kehancuran sebuah negara terletak pada bagaimana akhlak dan moralitas dari warganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar