dika blog

dika blog
subhanallah

Total Tayangan Halaman

Minggu, 21 Maret 2010

DIBALIK RENUNGAN NI’MAT TERDAPAT SYUKUR YANG MELIMPAH

DIBALIK RENUNGAN NI’MAT
TERDAPAT SYUKUR YANG MELIMPAH
Oleh : Andika Saputra, S.Pd.I


Didalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai manusia sering memuji bila salah seorang diantara mereka memberi bantuan kepada yang lain, walaupun sangat kecil.Akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak memuji Allah atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada mereka, meskipun nikmat itu sangat besar.Seolah-olah nikmat itu merupakan hak yang mereka upayakan, bukan karunia yang diberikan Allah kepada mereka, bahkan banyak diantara mereka yang menggunakannya untuk mendurhakai-Nya.Sungguh ini kelalaian , keingkaran,dan kekufuran terhadap nikmat Allah SWT. Mereka tidak dapat menyadari nilai dari nikmat tersebut, kecuali setelah nikmat itu hilang dari mereka, atau diketika mereka mendapatkan bencana.Saat itu mereka baru kembali kepada Allah dengan berdo’a.Bahkan diantara mereka ada yang berputus asa hingga memilih bunuh diri.Alah berfirman :
Artinya : “( 53 )Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”.
( 54 )Kemudian apabila dia Telah menghilangkan kemudharatan itu dari pada kamu, tiba-tiba sebahagian dari pada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain),
( 55 ) Biarlah mereka mengingkari nikmat yang Telah kami berikan kepada mereka; Maka bersenang-senanglah kamu. kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).
( QS. An-Nahl : 53-55 )
Artinya : “ Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. ( QS. Ibrahim : 34 )

Karenanya Al-Quranul karim selalu menyeru kita agar memikirkan dan mengenali nikmat-nikmat Allah yang tidak terhingga, menghargainya dengan sebenar-benar penghargaan, mengakui marunia Allah atas diri kita,dan menunaikan kewajiban untuk memuji dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.
Alangkah tepatnya kalau kita berhenti untuk merenungkan ayat-ayat tersebut dan nikmat-nikmat Allah yang telah kita terima agar kita dapat membekali diri dengan kesadaran akan karunia Allah, kemulian-Nya. Rayhmay-Nya, kebaikan-Nya, sejauh mana perasaan butuh kita kepada Allah dalam setiap saat dan setiap gerak-gerik kita, serta sejauh mana kelengahan kita dalam menunaikan kewajiban syukur dan keharusan menggunakan nikmat untuk menaa’ti-Nya dan menghindari durhaka kepada-Nya.
Sekarang, mari kita mulai dari nikmat yang terbesar dan teragung, yaitu nikmat islam.Allah berfirman :
Artinya : “ ……pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…………”.
( QS. Al-Maidah (5) : 3 )
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam……”.
( QS. Al-Imran {3} : 19 )
Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
{ QS. Al-Imran (3) : 85 }

Dengan agama inilah ketenangan,kebahagian, ketenteraman dan kedamaian didunia dan keberuntungan serta keselamatan di akhirat tercapai; tanpa agama tersebut maka akan muncul kesengsaraan, kesia-siaan dan perpecahan didunia serta kerugian,siksa, dan terhalang dari keridhaan dan kenikmatan di akhirat.
Sebagian besar kaum muslimin tidak menyadari dan menghargai nikmat besar yang disebabkan oleh Afiliasi meraka pada agama yang agung ini.Hal ityu disebabkan karena mereka mewarisio islam tanpa susah payah serta mereka tidak berusaha mengenal apa yang mendatangkan kebaikan buqat mereka didunia dan di akhirat.Nikmat Silam adalah segala-galanya, tidak sesuatu nikmatpun yang dapat ,menyamainya.Seseorang dari kita yang mendapat bencana mengenai hartanya, anaknya, pendengarannya, penglihatannya atau apa saja dari kenikmatahn dunia ini, itu semua tidak seberapa bila dibandingkan dengan musibah yang mengenai agamanya.Rasulullah SAW, yang tercinta mengaskan hal tersebut dalam do’aberikut :
“Ya Allah, janganlah engkau jadikan musibah kami menimpa agama kami, dan janganlah engkau jadikan dunia sebagai cita-cita kami yang terbesar dan puncak dari pengetahuan kami”.
Alangkah tepatnya kalau kita selalu mengulang-ulang pujian kepada Allah atas nikmat yang agung ini :
Artinya : “…"Segala puji bagi Allah yang Telah menunjuki kami kepada (surga) ini. dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk……”
{ QS. Al-A’raf (7) : 43 )
Allah SWT, menyeru kita agar memperytahankan nikmat agung tersebut sampai berjumpa dengan-Nya dalam keadaan seperti itu :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
{ QS. Al-Imran (3) : 102 )
Dan segala sesuatu itu dinilai dengan akhirnya, ,maka setelah mendapatkan kekuasaan dari Allah, nabi yusuf as, berdoa kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan muslim :
Artinya : “Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah Aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah Aku dengan orang-orang yang saleh” { QS. Yusuf : 101 )
Karenanya, agarnikmat islam ini dapat kita rasakan dengan sempurna, maka kita harus berusaha menjadi muslim yang sebenarnya ( beramal dengan amaliah yang disyariatkan ) , bukan hanya sekedar muslim keturunan dan pengakuan ( KTP ).
Nikmat Ukhuwah karena Allah dan kecintaan karena-Nya adalah nikmat yang besar. Ikatan yang kaut dan tulus karena mencari keridhaan Allah itu merupqakan nikmat yang terbesar yang menambah kebahagian dan ketenangan jiwa bagi pelakunya.Namun tidak ada yang dapat mengetahuinya, kecuali orang yang pernah mengenyam hidup didalamnya. “siapa yang pernah merasakan, maka ia akan mengetahui.”.Melalui ukhwah tersebut terjadilah kerja sama dalam kebajikan, saling menasehati, saling mengingatkan, saling menanggung, saling mencintai dan saling mengasihi.
Setelah kita renungkan nikmat-nikmat terbesar itu, mari sekarang kita berpindah untuk untuk memikirkan nikmat-nikmat yang dibawahnya\, agar kita mengetahuinya dan menghargainya.
Sekarang coba kita duduk sendiri, lalu bayangkan penglihatan kita terkena musibah hingga tidak dapat melihat, dan para dokter tidak mampu lagi mengembalikan penglihatan kita itu.Pikirkan secara rinci peruabahan yang akan terjadi didalam kehidupan kita, pemngetahuan, kerja,gerak dan segala hal yang terkait dengan kehidupan.Dan dapat dipastikan, saat itu kita akan berjanji kepada Allah; andai Allah mengembalikan penglihatanku tentu aku akan menggunakannya untuk mena’ati-Nya dan tidak akan menggunakannya untuk mendurhakai-Nya.Karena itu, ,apakah mengharuskan diri kita untuk taat atau menunggu sampai tertimpa musibah, kemudian baru berjanji kepada Allah SWT.
Setelah itu bayangkan bahwa karena satu sebab atau beberapa sebab pendengaran anda hilang bersama hilangnya penglihatan!Bagaimana keadaan kita saat itu?Tentu anda seolah-olah didalam penjara yang amat gelap; tidak dapat melihat dan mendengar yanga da disekitar kita, setrta akan bertambah susah, sulit,sempit dan terbelwnggu ruang gerak dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupanmu.
Jangan bersedih wahai saudaraku, mari kita teruskan renungan kita !.Bayangkan jika kita kehilangan suara bersama dengan hilangnya pendengaran dan penglihatan, apa kita bias membayangkan bagaimana kehidupan kita tanpa ada itu semua !renungkanlah !.
Nikmat akal, alangkah besar dan agungnya nikmat Allah ini !Andai ketiga indramu tadi dikembalikan oleh Allah, akan tetapi anda mendapat musibah pada akal- hanya sekadar bayangan saja, sebab Al-Hamdulillah anda masih menikmati akal anda.Andai tidak, maka anda tidak dapat mengikuti apa yang saya telah tulis ini-bagai,mana kondisi anda ? Tidak kendali, tidak ada kesadaran, tidak mengetahui apapun, tidak ada saling memahami dengan orang lain dan tidal ada control dari berbagai tindakan diwaktu kapanpun.Setelah itu nasibmua adalah sama seperti orang yang dirumah sakit jiwa, Sampai kematian menjemput anda.Karenanya, mari mnyadari nilai nikmat akal ini dan mengunakannya untuk mengenal Allah serta mengenal segala hal yang bermamfaat untuk diri dan agama kita.Jangan sampai menggunakannya untuk hal-hal uang membuat Allah murka kepada kita semua.
Masih banyak lagi nikmat yang dibutuhkan oleh tubuh mansuai yaitu seperti makanan, air, udara, dan kehangatan.Hewan, tumbuhan, dan segala sesuatu nikmat yang andai kita tidak mendapatkatnya , tentu akan teramcam kebinasaan dan kematian.
Perhatikanlah Air, yang darinyalah Allah menciptakan sesuatu itu hidup.Pernahkan anda berpikir bagaimanakan air iotu sampai kepada anda dengan mudah melalui proses penguapan air laut, lalu dibawa oleh angin sehingga menjadi mendung. Lalu mendung itu digiring oleh angin hingg aturunlah hujan, lalu karena gunung dan dataran tinggi, maka air itu mengalir disungai hingga sampai kepada mu.
Perhatikanlah udara, dan berbagai macam gas yang terkandung didalamnya yang sangat dibutuhkan oleh mahkluk hidup.Bayangkan anda tidak mendapatkan air, udara, makanan atau kehangatan tentu anda tidak mampu hidup dan teramcam kebinasaan.
Alangkah indahnya sunnah Rasulullah yang mengingatkan kita untuk bersyukur ayas karunia dan nikmat Allah setiap selesai menikmati sebagaian Dario nikmat-nikmat tersebut.
Apakah kita lupa nikmat istri shalihah dan anak yang shalih ?
Artinya : “ Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. ( QS. Alfurqan {25} : 74 )
Bayangkan, andai anda hidup bersama istri yang tidak shalihah yang selalu menimbulkan masalah, membuat susah,bahkan menimbulkan fitnah.atau hidup tanpa istri .Demikian juga keturunan , bila tidak shalihah, mak akan menjadi sumber kesusahajn dan bencana.Dan perhatikanlah orang-orang yang tidak dikarunia keturunan betapa mereka merindukannya.
Maka hendaklah kita memjuji Allah dalam menikmati nikmat-nikmat-Nya serta hendaklah kita menunaikan keawajiban terhadap Allah SWT. Maha benar Allah yang telah berfirman :
Artinya : “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
( QS. Ar-Rum : 21 )

Sudahkah kita berpikir
Artinya : “ 32 ) Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
33 ) “Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang.”
34 ) “Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
( Qs. Ibrahim : 32-34 )
MAha benar Engkauwahai Tuhan kami.Kami tidak akan mampu menghitung dan kami tidak mampu melaksanakan hak pujian terhadapmu. Engakau adalah seperti yang Engkau pujikan terhadapMu.
Wahai saudara yang seiman dan seaqidah, apakah engkau pernah berpikir nikmat tidur malam dan siang ?Apakah engakau pernah memikirkan nikmat tidur dan bagaimana keadaanmu andai terhalang dari nikmat ini ? Alangkah indahnya firman Allah yang mengingatkan kita akan hal ini.
Artinya ; “ 71 ) Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?"
72 ) Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
73 ) Dan Karena rahmat-Nya, dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
( Qs. Al-Qishas : 71 – 73 )

Apakah Engkau telah bersyukur
Sunngguh kita tidak akan mampu melanjutkan pemaparan nikmat-nikmat Allah pada diri kita ini.Akan tetapi wahai saudaraku, hendaklah engakau merasakan dan menyadari segala nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan kepadamu dalam segala hal ketika engkau sedang bergerak, berbicara,makan, minum dan sebagainya.Sadarilah , bahwa andai bukan karena Rahmat Allah , maka engkau tidak dapat melakukan apapun dari hal-hal tersebut.Karenanya hendaklah engkau merasakan pengawasan Allah dan jadikanlah segala sesuatu yang anda lakukan semata-mata untuk Allah, dengan nama Allah dan sesuai dengan syariat Allah SWT.
Kebanyakan mnausia yang salah faham terhadap nikmat-nikmat Allah ; mereka menganggap bahwa nikmat Allah hanyalah pendapatan bulanan dan tahunan, berapa uang atau yang sejenisnya.akan tetapi nikmat Allah tidak dapat dinilai dengan harta seberapapun jumlahnya.Maha benar Allah yang telah berfirman :
Artinya : “ 15 ) Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: "Tuhanku Telah memuliakanku".
16 ) Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"
( QS. Al-Fajr : 15-16 )

Alangkah perlunya kita meluruskan pemahaman seperti ini dan alangkah perlunya kita menyadari bahwa hidup didunia adalah ujian.Kita di uji dengan kebaikan dan juga di uji dengan kejelekan.
Artinya : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan”. ( QS. Al-Anbiya’ : 35 )

Setelah melakukan perjalanan dan memikirkan nikmat-nikmat Allah ini saya kira kita telah mendapatkan bekalah berupa ma’rifah pada karunia dan jasa Allah terhadap diri kita serta sejauh mana diri kita butuh kepada-Nya.
Bekalan tersebut dapat mendorong kita untuk mengagungkan, memuliakan, mentaati, mensyukuri dan beribadah dengan baik kepada Allah serta memelihara diri kita dari keberanian menggunakan nikmat Allah untuk durhaka kepada-Nya.Sebab andai Allah tidak memberikan rahmat-Nya kepada manusia, maka nikmat itu akan berubah menjadi bencana yang menyababkan manuisia celaka dan mengiringnya keoada dosa.

Lhokseumawe, 10 Ramadhan 1429 H
10 September 2008 M

Penulis adalah : Staf dewan guru Dayah Darul Muhklishin Lhokseumawe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar