DIDALAM SIRAH YANG HARUM
TERDAPAT BEKAL YANG LUAR BIASA
Oleh : Andika Saputra
Para aktivis dakwah dewasa ini dapat menemukan sebaik-baik bekalan bagi perjalanan dakwah dalam sirah nabawiyah yang harum.Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah yang sedang kita tapaki saat ini adalah jalan yang pernah dilalui oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Saat ini islam kembali terasing, kejahiliyahan kembali mengamcam masyarakat kita saat ini.Para Da’I yang menyeru manusia agar kembali kepada Al-Quran dipersempit ruang geraknya oleh pihak-puhak yang tidak senang dengan syariat islam yang sedang kita dengungkan di Nanggroe Aceh Darussalam.Sementara musuh-musuh Allah SWT selalu mengintai dan membuat tipu daya.Semua itu mempertegas perlunya membekali diri dengan sirah nabawiyah yang mulia, yang sarat dengan peristiwa, sebegaimana Firman Allah SWT didalam surah Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi :
Artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Sedangkan orang yang meniti jalan bersama rasulullah SAW adalah para sahabat yang menjadi penopang tegaknya Negara Islam Pertama.Dan mereka itu seperti lampu penerang dengan siapapun di antara mereka yang kita contohi, maka kita akan mendapat petunjuk.
Disamping itu, sirah merupakan masa keemasan yang penuhi oleh setiap kebaikan.Ia adalah masa turunnya berbagai karunia, rahmat,cahaya bagi mansuia melalui turunnya wahyu kepada Baginda Rasulullah SWA.Dan setelah itu semua, sirah adalah contoh kongkrit dan benar bagi realisasi islam dalam kehidupan manusia.
Semua itu mengharuska kita untuk mengkaji sirah untuk diamalkan dan diteladani serta mengenal dengan jeli berbagai sikap dan peristiwa yang dihadapi oleh rasulullah dan para sahabat serta sebagaimana sikap dan tindakan mereka dalam menghadapinya, agar dapat kita jadikan sebagai teladan,pelajaran dan bekal dalam perjalanan.
Tidak perlu dijelaskan lagi, bahwa keteladanan nyata memilki pengaruh yang sangat efektif didalam jiwa, melebihi nasehat murni.Dan ini merupakan sebaik-baik bekalan dijalan dakwah.
Kita tidak mungkin memaparkan segala naseha, pelajaran dan ibrah yang ada didalam sirah, Akan tetapi penulis akan akan menampilkan sebagiannya saja sebagai contoh dan untuk menegaskan pentingnya mengkaji sirah.
Bekal pertama dan utama yang kita ambil dari sirah nabawiyah serta yang sangat kita butuhkan dalam perjalanan dakwah adalah kesiapan mental dan bekal rohani.Ia merupakan sebaik-baik factor yang membantu pelaksanaan tuntutan-tuntutan dakwah serta mengatasi segala rintangan, kesulitan dan memelihara diri dari berbagai bujukan serta penyimpangan.Itu semua dapat kita lihat dari ilham yang diberikan oleh Allah kepada rasulnya sebelum beliau diutus untuk melakukan tahannuts ( menyepi untuk beribadah ) di gua hira dalam waktu yang relative lama.Bekal itu juga tercermin dalam pengarahan Allah pada rasul-Nya untuk melakukan Qiyamullail, sebagaimana firman Allah didalam surat Al-Muzammil ayat 1-5 yang berbunyi :
•
Artinya : “1).Hai orang yang berselimut (Muhammad),( 2.) Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),( 3.) (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.( 4.) Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. ( 5.) Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.”
Raqarrub kepada Allah dan memperbaiki hubungan dengan-Nya merupakan sebaik-baik bekalan didalan jalan dakwah.
Setiap kali kita membaca tentang berbagai gangguan yang dihadapi Rasulullah SAW serta kesabarannya dalam menghadapi gangguan tersebut dan keinginan kuatnya untuk membimbing umatnya sehingga kita dapat memperoloh bekal dan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan dakwah dan bersabar enghadapi rintangan.Demikian juga kesyahidan Yasir dan sumayyah ra. Dibawah bpenyiksaan quraisy serta ketegaran Bilal dalam menghadapi siksaan adalah bekal dan penguat bagi generasi sepanjang masa serta peneguh hati untuk tetap pada Al-Haq.
Wahai Akhi, perhatikanlah dengan seksama betapa besar dan dalam pengaruh yang ditampilkan oleh Rasulullah saat ditawari kerajaan dan kedudukan Beliau berkata, “Demi Allah, andai meraka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku agar aku meninggalkan urusan ini ( dakwah ) aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah Memenangkannya atau aku binasa karenanya”. Kata-kata ini merupakan tantangan kepada kelompok batil dan menganggap sepele semua kekayaan dunia.
Rasulullah dituduh sebagai pendusta, tukang sihir, dan gila, namun Beliau bersabar dan tidak marah pada hal tersebut.Realilah yang membuktikan kebohongan-kebohongan tuduhan tersebut. Dulu Nabi Musa as juga dituduh sebagai penebar kerusakan , sementara firaun mengklaim bahwa dirinyalah yang membimbing umat pada jalan yang lurus.
Para Da’I saat ini dituduh ekstrim, teroris, mempolitisir agama dan sebagainya. Meskipun tuduhan-tuduhan tersebut telah terbukti kebohongannya dengan sangat nyata.Karenanya hendaklah para Da’I jangan lemah dan pantang menyerah.
Perhatikanlah wahai saudaraku, bagaimana kesabaran kaum muslimin generasi pertama dalam menahan rasa lapar pada masa pemboikotan di lembah Abu Thalib selama tiga tahun hingga mereka makan dedaunan, namun mereka tetap istiqamah dan tidak melepaskan aqidah mereka dan mengutamakan seruan Allah SWT, dari pada keni’matan dunia yang menipu.
Setiap kita dapat menemukan bekal yang luar biasa dalam kisah perjalan kehidupan Rasulullah SAW ke Thaif. Jarak jauh yang ditempuh untuk menyampaikan dakwah namun beliau disambut dengan batu dan cercaan, setelah itu beliau berdo’a, “ Wahai Tuhanku,tunjukilah kaumku karenan mereka tidak mengetahui”.Juga do’a yang digunakan oleh Rasulullah untuk mengadukan lemahnya kekuatan dan dayanya atas penghinaan orang kepada dirinya, “selama engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli dengan semua gangguan ini”, serta makna-makna lain yang memotivasi untuk melakukan kebajikan dan meneruskan dakwah meskipun mendapatkan banyak gangguan.
Sikap Khadijah Ummul Mukminin ra. Bersama Rasulullah SAW merupakan sebaik-baik bekal bagi ukhti muslimah , agar dapat membantu suaminya dalam menapaki jalan dakwah.Mendukungnya dan menerangkannya, bukan menghambatnya dan membiarkannya.Siapa yang membaca isra’ dam mia’raj dalam sirah akan menemukan bekal dan pelajaran berharga yang dapat menambah keimanannya.
Seluruh peristiwa hijrah merupakan pelajaran berharga dan bekal yang baik.Penulis tidak mengutarakan seluruhnya disini. Semua yang punya andil dan ikeu serta dalam peristiwa tersebut adalah figur teladan bagi satu aspek atau beberapa aspek kebijakan yang perlu ditiru oleh pada Da’i. Ketenangan dan keyakinan Rasulullah SAW,terhadap pertolongan Allah, perhatian Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah SAW,Ketabahan Abdullah bin Abu Bakar, kesabaran Asma’ binti Abu Bakar serta perannya dalan suasanan genting tersebut.Juga kekua6tannya dalan menyimpan rahasia, Janji Rasulullah untuk memberikan dua gelang raja Kisra ( Raja Persia ) dan keyakinan rasulullah terhadap pertolongan dan kemenangan dari Allah yang terkandung dalam janji tersebut.Kecintaan yang menggelora dan kerinduan yang mendalam penduduk madinah terhadap Rasulullah yang tercermin dalam kesabaran mereka menungggu kedatangan Beliau diperbatasan kota, dean masih banyak lagi makna yang memiliki pengaruh besar pada jiwa yang sangat dibutuhkan oleh kita bersama yang menapaki jalan dakwah.
Wahai saudaraku, Ambillah pelajaran dari perhatian Rasulullah SAW, terhadap pembangunan mesjid disetiap tempat yang didiami oleh Beliau,Agar engkau dapat mengetahui risalah dan peran mesjid dalam membanguun Negara islam.Dengan begitu kita akan berusaha mengembalikan peran penting mesjid dalam membina masyarakat, ,bukan hanya sekedar tempat untuk menunaikan salat atau ibadah lainnya.
Ada pelajaran penting sangat butuhkan saat ini, yaitu sikap Rasulullah Saw terhadap Yahudi dan sikap mereka terhadap Beliau serta dakwahnya.Pertama kali Beliau bermukim di Madinah, Beliau menjalin hubungan yang harmonis dengan mereka dan menjamin keamanan dan harta mereka, serta menulis perjanjian dengan mereka, akan tetapi mereka itu kaum pengkhianat, karena tidak berapa lama setelah itu mereka merencanakan pembunuhan terhadap Rasul;ullah SAW.Dan hal itulah yang menyebabkan terjadinya perang bani Nadhir.Kemudian mereka merusak perjanjian dengan kaum muslimin pada komdisi sangat penting, yaitu pada waktu perang ahzab, yang memicu terjadinya perang bani Quraidzah.Stelah itu mereka menghimpun kekuatan , menyiapakan persenjataan, menebarkan isu agar masyarakat merusak perjanjian bersama orang muslimin madinah hingga terjadilah perang khaibar.Oleh karena itu, jangan sampai kita kaum muslimin tertipu kesekian kalinya, karena kaum muslimin tidak boleh jatuh kelubang yang sama.
Wahai saudaraku, ambilah bekal dari perang tabuk dan perhatikan bagaimana nkeimanan yang tulus dalam dada kaum mukminin dapat mengobarkan semangat mereka untuk berperang , mengorbankan harta,dan bahkan rela menikmati keghetiran hidup, kepayahan, kelelahan dalam mencapai keridhaan Allah SWT.
Alangkah butuhnya kita umat islam terhadap siorah tentang persaudaraan antara kaum muhajirin dengan kaum ansar serta kecintaan dan itsar yang menghiasi persaudaraan tersebut.Al-Quran Mengisahkan kisah tersebut didalam surah Al-Hasyr ayat 9 yang artinya :
“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung”
Dalam sirah, kita dapat melihat kecintaan kaum muslimin terhadap Rasulullah SAW dan keseriusan mereka meneladani Rasul.Dalam hal yang kecil maupun yang besar.Juga kita lihat ketundukan mereka pada perintah atau larangan yang ada didalam Al-Quran atau dari Rasulullah SAW seperti peristiwa turunnya pengharaman khamar dan lain-lainnya.
Ukhti muslimah juga mendapat bekal beharga dalam sirah, sebagai contoh kisah Nusaibah, ummu ‘ImarahAl-Ansyariyahra.da;lam perang uhud.Ketika Rasulullah SAW terluka dan dikepung oleh kaum musyrikin yang membunuhnya, namun rasulullah bersama kelompok kecil kaum muslimin dan mereka tetap tegar.di antara mereka ada Abu Dujannah ra.yang menjadi perisai Rasul untuk melindunginya dari serangan panah kaum musyrikin .Juga ada Nisaibah ‘Ummu ‘Imarah yang meninggalkan tugas memberi minum pasukan yang terluka, lalu berperang dengan menggunakan padang dan panah untuk melindungi Rasul SAW.Rasulullah bwersabda tentang Nusaibah, “Saya tidak menoleh kekanan dan kekiri pada hari uhud. Melainkan saya melihatnya berperang untk melindungi saya”.Pada saat itu Nusaibah mendapatkan dua belas luka ditubuhnya.
Kita sebagai pemuda muslim juga dapat mengambil bekal dan mendapatkan kepercayaan diri saat membaca pemberangkatan pasukan usamah bin zaid ra.Bagaimana islam membuka kesempatan kepada seseorang untuk menjadi pemimpin bila ia memang layak untuk itu.Dan dalam pengangkatan usamah sebagai panglima pasukang yang didalamnya ada orang seperti, Abu Bakar, Umar,Utsman dan Ali ( smeoga Allah Meridhai Mereka )terdapat pelajaran , bekal, dan bukti kebersihan jiwa dan keluhuran budi yang telah mereka capai berkat hidayah Allah dan tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.
Wahai saudaraku, agar engkau dapat memperoleh faedah besar dari membaca sirah, maka bacalah dengan penghayatan seolah-olah anda beserta Rasul dan para sabhabat dalam berbagai pristiwa.Konsekuensinya, anda harus menghadapi berbagai peristiwa dan kondisi saat ini dengan sikap yang pernah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, seolah-olah mereka ada ditengah-tengah kita, sedang melihat perbuatan kita, membimbing kita dan mengarahkan kita untuk menapaki jalan dakwah yang mulia ini dari sirah yang mulia pula.
Lhokseumawe, 17 Ramadhan 1429 H
17 September 2008 M
Penulis adalah : Mahasiswa Jurusan Tarbiyah prody Pendidikan Agama Islam sekolah Tinggi Agama Islam Malikussaleh Lhokseumawe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar